Pencegahan Rabies di Jaktim Terkendala SDM
Posisi Jakarta Timur yang berbatasan langsung dengan Bekasi sangat rawan terhadap penularan penyakit rabies. Terlebih Bekasi sendiri belum bebas dari penyakit tersebut. Sayangnya, upaya pencegahan penyakit rabies di Jakarta Timur terkendala minimnya sumber daya manusia (SDM) petugas.
Penyakit rabies belum ada obatnya dan bisa menyebabkan kematian pada orang yang digigit atau terkena liur HPR,
"Saat ini SDM kita terbatas yaitu 1 orang dokter dan 4 staf. Sementara total hewan yang harus diperiksa dan divaksin ada 4.000 hewan" ujar Sri Astuti, Kasie Peternakan, Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur, Selasa, (23/9).
Menurutnya, kurangnya tenaga ahli dan staf medis saat ini menjadi kendala bagi pihaknya untuk melakukan pencegahan rabies. Bahkan, dari total 4.000 hewan yang harus divaksinasi, baru tercapai 65 persen atau sekitar 2.435 hewan. Sementara sisanya belum dilakukan vaksin.
Antisipasi Rabies, 131 Hewan DivaksinasiIa menyebut, Hewan Penular Rabies (HPR) yang berhasil divaksin itu terdiri dari 2.028 anjing, 395 kucing dan 12 kera.
"Target tahun ini belum tercapai karena faktor kurang SDM dan kesadaran warga pemilik hewan untuk melakukan vaksinasi," jelasnya.
Tuti menambahkan, sampai saat ini penyakit rabies belum ada obatnya dan bisa berakibat kematian baik pada hewan maupun manusia yang digigit. Untuk itu warga yang memiliki hewan berdarah panas seperti anjing, kucing dan kera diminta rajin memberikan vaksin rabies minimal 1 tahun sekali.
"
Penyakit rabies belum ada obatnya dan bisa menyebabkan kematian pada orang yang digigit atau terkena liur HPR, " tandasnya.